Sabtu, 28 September 2013

Indonesia Masih Pertimbangkan Hibah 10 Kapal Selam Rusia



28 September 2013, Jakarta:Kementerian Pertahanan menyatakan pemerintah Indonesia telah mengirim tim untuk berkunjung ke Rusia. Tim ini terdiri dari perwakilan Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

"Tim ini berkunjung untuk penjajakan awal hibah 10 kapal selam Rusia," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis saat dihubungi Tempo, Jumat, 27 September 2013.

Rachmad yang ikut dalam rombongan, mengatakan kedua negara belum mencapai kesepakatan dalam rencana hibah itu. Indonesia dan Rusia, dia melanjutkan, masih mengkaji langkah yang akan diambil masing-masing negara soal hibah ini.

Sayang, Rachmad tak mau menyebutkan detil apa saja yang dibahas dalam pertemuan itu. Termasuk apa jenis kapal selam yang akan dihibahkan Rusia ke Indonesia dan berapa uang yang harus dikeluarkan pemerintah. "Sebab belum ada kesepakatan," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, pemerintah mendapat tawaran untuk dapat membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014.

Purnomo tidak menjelaskan detail spesifikasi dan tawaran harga yang diberikan pemerintah Rusia untuk mendatangkan 10 kapal selam tersebut. Ia juga menyatakan, pemerintah belum bulat untuk menerima tawaran Rusia karena masih harus mempertimbangkan dan menghitung biaya.

Selain harga kapal selam per unit, menurut dia, pemerintah juga harus mempertimbangkan besarnya biaya perawatan, pemeliharaan, perbaikan, dan kesiapan infrastruktur. Selain itu, hal lain yang menjadi pertimbangan adalah usia atau masa guna kapal selam tersebut.

Sumber: TEMPO

Pesawat Tempur T-50i Terbang Perdana di Lanud Iswahjudi

Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum, mengacungkan jempol sebagai tanda sukses setelah terbang perdana dengan pesawat T-50i, Kamis (26/9). (Foto. Pentak Lanud Iswahjudi)

26 September 2013, Magetan: Komandan Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, melaksanakan terbang perdana dengan pesawat tempur T-50i Golden Eagle, di area terbang Lanud Iswahjudi, Kamis (26/9).

Terbang perdana dilaksanakan Komandan Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, dengan menggunakan pesawat T-50i Golden Eagle TT 5003, bersama penerbang dari Korean Aerospace Industries (KAI), Letkol (Ret) Khang Cheol, sedangkan Mayor Pnb Marda Sarjono bersama Letcol (Ret) Dong Kyu Lee, menggunakan pesawat T-50i TT 5004.

Uji terbang pesawat baru tersebut, sukses dilaksanakan oleh kedua penerbang tempur Lanud Iswahjudi tersebut selama 1 jam 15 menit dengan lokasi terbang di south area Iswahjudi, pada ketinggian 40.000 feet.

Pada terbang perdana tersebut disaksikan langsung oleh Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Minggit Tribowo, S.IP., dan segenap pejabat dari Mabesau dan Lanud Iswahjudi, di hanggar Skadron Udara 15.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi

Kemenhan Serahkan Enam Unit Sukhoi Su-30 ke TNI AU

(Foto: DMC)

26 September 2013, Makasar: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (26/9), menyaksikan secara simbolis penyerahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 dari Rusia, kepada TNI AU di Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan dalam hal ini Kepala Baranahan Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis secara simbolis menerima logbook (miniature pesawat) pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini dari Pihak Pemerintah Rusia yang diwakili oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia HE Mikhail Galuzin. Selanjutnya enam pesawat tempur ini kemudian diserahkan kepada TNI yang diterima oleh Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo.

Hadir dalam acara penyerahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, para Kepala Staf Angkatan, Anggota Komisi I DPR RI, Gubernur Sulawesi Selatan, Pejabat Bappenas dan Kemkeu. Sebelum penyerahan secara simbolis, acara ini dimulai dengan prosesi pelangi pesawat Su-30 MK2.

Dalam sambutannya Menhan menjelaskan bahwa pengadaan pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 sebanyak 11 unit dan yang sebelumnya Sukhoi Su-27 SKM sebanyak lima unit ini merupakan bagian dari program pembangunan pertahanan RI periode 2010 – 2014. Pesawat tempur Sukhoi SU-27 SKM dan Su-30 MK2 akan memperkuat jajaran TNI AU khususnya Skuadron 11 Koopsau II. Penambahan kekuatan Skuadron 11 ini didasarkan pertimbangan taktis dan strategis yang cukup mendalam dalam upaya menjaga dan melindungi kedaulatan NKRI serta melaksanakan tugas-tugas pertahanan udara dan juga penegakan hukum di wilayah udara NKRI.

Dalam sambutan ini Menhan Purnomo Yusgiantoro juga menyampaikan terimakasih kepada pejabat negara terkait yang mendukung pembangunan pertahanan dalam hal ini terpenuhinya satu skuadron tempur Pesawat Tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 ini seperti Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Komisi I DPR RI.

Enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini melengkapi 10 unit pesawat tempur Sukhoi yang telah dimiliki TNI AU dan berada di Lanud Hasanuddin sehingga Lanud Hasanuddin, Makassar memiliki satu skuadron yang berjumlah 16 pesawat tempur Sukhoi.

Nilai kontrak pembelian enam unit pesawat tempur Sukhoi ini sebesar USD 470 juta ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan pada tanggal 29 Desember 2011 dengan pihak Rosoboronexport Rusia. Kontrak tersebut terhitung efektif pada tanggal 28 Desember 2012 dengan persetujuan DPR pada tanggal 10 Agustus 2012. Pengiriman enam unit pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 ini lebih cepat sembilan bulan dari target yang ditetapkan yaitu sesuai kontrak sampai dengan 28 Juni 2014.

Enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 telah diterima Kementerian Pertahanan dari pihak Rosoboronexport dalam empat tahap. Pada tanggal 22 Februari 2013 telah diterima dua unit pesawat dan suku cadang. Tanggal 27 Februari 2013 diterima empat unit engine dan suku cadang. Pada tanggal 27 April 2013 telah diterima dua unit pesawat, delapan engine dan suku cadang. Terakhir pada tanggal 4 September 2013 diterima dua unit pesawat.

Dengan penambahan enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK2 ini diharapkan dapat menambah kekuatan tempur TNI AU dalam menjaga kawasan udara Indonesia. Ke-10 pesawat tempur Sukhoi yang telah terlebih dahulu dimiliki Lanud Hasanuddin adalah lima unit Sukhoi Su-27 SKM dan lima unit Sukhoi Su-30 MK2.

Sukhoi Su-30 MK2

Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 disambut dengan prosesi pelangi yaitu penyemprotan air melalui water canon saat acara penerimaan pesawat di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (25/9). Pesawat tempur Sukhoi yang kini genap satu skuadron atau16 unit buatan Rusia tersebut merupakan bagian dari program modernisasi pembangunan kekuatan persenjataan TNI AU untuk menjaga wilayah udara Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/Dewi Fajriani/ed/ama/13)

Sukhoi Su-30 MK2 adalah pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat dengan panjang badan 21, 9 m ini mampu menghancurkan pesawat lawan berawak maupun tak berawak dengan misil kendali jarak menengah. Handal dalam pertempuran jarak dekat dan serangan dari darat dan laut dengan persenjataan berpresisi tinggi dalam operasi individu maupun kelompok di segala kondisi cuaca.

Radar yang dimiliki Su-30 MK2 dapat melakukan pencarian target di udara, mendeteksi pengenalan target, menyerang target dengan misil jarak dekat dan menengah. Radar yang dimiliki Su-30 MK2 juga mampu mencari, mengunci dan melacak target bergerak dalam pertempuran jarak dekat. Su-27 SKM dan Su-30 MK2 diproduksi oleh KNAAPO anak perusahaan dari group Sukhoi yang mengembangkan varian Su-30.

Sumber: DMC

Selasa, 24 September 2013

Kemhan Bentuk Tentara Cyber

(Foto: Kemhan)

24 September 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) segera membentuk satuan khusus tentara siber (Cyber Army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.

"Kami berencana membentuk Cyber Army. Setiap tahun kami lakukan kompetisi cyber dan ada yang dikhususkan bertahan maupun menyerang," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, setelah menutup pendidikan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan 2013 di Rindam Jaya, Jakarta, Selasa.

Pembentukan Cyber Army merupakan bagian dari pembangunan pertahanan sistem komunikasi siskom) dan sistem informasi (sisinfo) Kementerian Pertahanan.

Ia menegaskan Cyber Army yang dibentuk akan terdiri atas kalangan militer yakni TNI AD, TNI AU, dan TNI AL hingga kalangan sipil.

"Serangan cyber yang dapat mengganggu kedaulatan bangsa saat ini cukup terbuka lebar. Cyber Army akan terdiri dari militer nonmiliter dan dibentuk untuk menangkal serangan tersebut," ucap Purnomo.

Sebelumnya, Kemhan juga berencana membangun Pusat Pertahanan Siber (Cyber Defence) untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah dari kejahatan dunia maya.

Pembangunan pertahanan siber itu, kata Purnomo, juga melibatkan tiga angkatan, yakni TNI AD, TNI AL, TNI AU. Kementerian Komunikasi dan Informatika akan membantu tata kelola, infrastruktur, peralatan, dan sumber daya manusianya.

Menurut Purnomo, ancaman serius terhadap kedaulatan melalui dunia maya memang belum tampak. Ada upaya ancaman yang selama ini terjadi, namun belum dikategorikan sebagai ancaman pertahanan negara.

"Sifatnya masih mikro, namun kita tetap harus waspada," ujarnya.

Sumber: ANTARA News

Skadron Udara 3 Laksanakan Latihan Tetuka ke-37

Para penerbang Skadron Udara 3, siap lepas landas melaksanakan latihan Tetuka di Lanud Biak, Papua, Sabtu (21/9). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

23 September 2013, Magetan: Satu flight pesawat tempur F-16 Figthing Falcon Skadron Udara 3, Sabtu (21/9), berangkat dari Iswahjudi Air Force Base menuju Lanud Biak, Papua, guna melaksanakan latihan Tetuka ke-37.

Latihan yang diberi gelar Tetuka tersebut digelar di wilayah timur Indonesia yaitu di Lanud Biak, Papua, dengan melibatkan unsur tempur TNI Angkatan Darat dan unsur tempur TNI Angkatan Laut dan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) IV.

Latihan yang digelar hingga tanggal 27 September 2013, tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan, dengan melibatkan 60 personel Skadron Udara 3, yang terdiri dari para penerbang dan para teknisi, yang dilepas langsung oleh Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Minggit Tribowo dan Kadisops Lanud Iswahjudi Letkol Pnb Djoko Hadipurwanto.

TNI AU dan RSAF Latihan Bersama di Pekanbaru

Mayor Pnb Yoga Ambara, memerikasa pesawat tempur F-16, sebelum tinggal landas menuju Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, guna melaksanakan Jont Figther Weapon Corse (JFWC), Senin (23/9). (Foto. Pentak Lanud Iswahjudi)

Penerbang tempur F-16 Fighting Falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, berikut dua pesawat tempur F-16, berangkat ke Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, melaksanakan Joint Fighter Weapon Course (JFWC), Senin (23/9).

Joint Fighter Weapon Course, dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara dengan Royal Singapore Air Force (RSAF). selama tiga bulan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Adapun penerbang yang mengikuti Joint Fighter Weapon Course, yaitu Mayor Pnb G.M. Yoga Ambara dan Mayor Pnb Bambang Apriyanto.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi

Minggu, 22 September 2013

QDS Selesai Modifikasi Satu Unit C-130H Hercules

22 September 2013, Jakarata: Satu dari empat unit pesawat angkut C-130H Hercules yang akan diserahkan pemerintah Australia ke Indonesia telah selesai diperbaiki dan dimodifikasi oleh Qantas Defence Services di RAAF Base Richmond. RAAF pensiunkan skuadron C-130H berkekuatan 12 unit pada November 2012, empat unit dihibahkan ke TNI AU. Lima unit C-130H beserta simulator dan suku cadang dijual ke TNI AU dengan harga diskon. (Foto: RAAF)

Sabtu, 21 September 2013

Skuadron Sukhoi TNI AU Sudah Lengkap

(Foto: Kedubes Federasi Rusis)

20 September 2013, Yogyakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia telah menerima enam unit pesawat Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK2 dari Rusia. Tambahan enam unit pesawat ini membuat kapasitas jet tempur Sukhoi Indonesia genap satu skuadron atau 16 unit.

Saat ini keenam pesawat baru itu sudah tiba di Skuadron 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. "Pekan depan kami akan serah-terima ke TNI AU," kata Purnomo kepada wartawan di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat, 20 September 2013.

Purnomo mengaku gembira dengan lengkapnya satu skuadron pesawat Sukhoi campuran tipe SU-27 SKM dan SU-35 MK. Sebab, pesawat tempur buatan Rusia ini dinilai andal menjaga wilayah udara Indonesia. Bentuk pesawat yang besar dan punya tangki bahan bakar jumbo membuat Sukhoi mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Kebanggaan lain, dia melanjutkan, kemampuan tempur pilot AU mengendarai Sukhoi sudah diakui negara tetangga. Sebab, pada kesempatan latihan bersama Australia, pilot Indonesia sempat unjuk gigi kemampuan tempur Sukhoi.

Selain Sukhoi, dalam waktu dekat Indonesia bakal menerima pesawat CN295 buatan PT Dirgantara Indonesia. Mengenai jumlah, Purnomo hanya menyebutkan total CN295 Indonesia sesuai rencana strategis berjumlah sembilan unit. Pesawat ini akan menggantikan tugas angkut sedang F-27 yang sudah uzur. "Tapi kami akan ajukan sampai 16 unit, sedang diproses, jadi akan ada tambahan tujuh unit lagi," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan menyerahkan empat unit pesawat latih Grob G-120 TP buatan Jerman kepada Skuadron Pendidikan 101 Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, pagi tadi. Pesawat Grob ini menggantikan AS-202 Bravo dan T-34C. Dari 16 unit pesawat senilai $ 72 juta, pabrikan Grob Aircraft mengirim empat pesawat. Sisanya akan dikirim secara berkala hingga 2014.

Sumber: TEMPO

Kemhan Serahkan Empat Unit Pesawat Latih Grob ke TNI AU

(Foto: Pentak Lanud Adisutjipto)

20 September 2013, Yogyakarta: Kementerian Pertahanan secara resmi menyerahkan empat unit pesawat latih Grob G-120TP-A untuk TNI Angkatan Udara. Empat unit pesawat latih tersebut merupakan bagian dari 18 pesawat latih Grob G-120TP-A yang dipesan oleh Kemhan dari perusahaan Grob Aircraft, Jerman pada tahun 2011.

Keempat pesawat dengan nomor registrasi LD 1201, LD 1202, LD 1203 dan LD 1204 diserahkan secara simbolis melalui penandatanganan naskah berita acara serah terima oleh Kepala Badan Saran Pertahanan Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis kepada Aslog Panglima TNI Mayjen TNI Joko Sriwidodo, selanjutnya diserahkan kepada Aslog Kasau Marsekal Muda TNI Ida Bagus Anom Manuaba, Jum’at (20/9) di Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta. Sebelumnya, dilaksanakan penyerahan dari pihak Grob Aircraft kepada Kemhan yang dilaksanakan secara simbolis berupa penyerahan Log Book pesawat latih Grob G-120TP-A.

Serah terima empat pesawat latih Grob G-120TP-A tersebut disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dan Dubes Jerman untuk Indonesia Dr. Georg Witschel. Hadir pada acara tersebut sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI Angkatan Udara. Hadir pula Anggota Komisi I DPR RI.

Dengan kehadiran dan telah diserahterimakannya empat pesawat latih Grob G-120TP-A tersebut, diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas penerbang yang dihasilkan TNI AU khususnya sekolah penerbang (Sekbang) Lanud Adisucipto.

Sebanyak 18 pesawat Latih Grob G-120TP-A yang dipesan tahun 2011 dari perusahaan Grob Aircraft, Jerman tersebut akan digunakan untuk menggantikan pesawat Latih Mula (LM) AS-202 Bravo dan pesawat Latih Dasar (LD) T-34C.

Dalam kontrak senilai USD 71.995.000,00 tersebut, selain 18 pesawat juga termasuk Initial Logistics Support (ILS) berupa Spare part dan Tools, Training Pilot Training dan Maintenance Training di Jerman dan materiil pendukung lainnya.

Berdasarkan kontrak, pengiriman 14 unit pesawat sisanya akan dikirim secara bertahap, rencananya 6 unit akan dikirim bulan September-Oktober 2013, 4 unit pesawat pada bulan Desember 2013 dan 4 unit pesawat akan dikirim pada bulan Februari 2014.

Pesawat Latih G-120TP-A Grob

Pesawat latih Grob G-120TP-A merupakan pesawat latih canggih buatan perusahaan Grob Aircraf, Jerman, yang dapat mendukung pelatihan terbang baik tingkat mula, dasar dan lanjut. Pesawat tersebut memiliki performa yang tinggi dan kemampuan Full Virtual Tactical Training yang dikombinasikan dengan kecepatan tinggi, menjadikan Grob G-120TP-A sebagai sistem pelatihan terbang terpadu yang terbaik secara keseluruhan.

Pesawat Grob G-120TP-A merupakan satu-satunya pesawat latih militer dengan tempat duduk yang berdampingan (side by side) pada abad ke 21 yang sudah diakui dunia dengan kemampuan Full Aerobatic dan Military Training. Pesawat Grob G-120TP-A merupakan pesawat Latih Dasar yang sempurna untuk penerbangan masa depan.

Dengan sistem arsitektur yang unik, pesawat Grob G-120TP-A memungkinkan untuk melaksanakan pelatihan terbang bagi siswa penerbang dari tingkat mula hingga tingkat latih dasar. Dengan mengikuti peningkatan kemampuan dari siswa penerbang, simulasi terbang untuk misi taktis juga dapat dilaksanakan menggunakan pesawat ini.

Grob G-120TP-A merupakan pesawat bermesin turboprop Rolls Royce dengan tipe 250-B17 dan memiliki lima bilah baling-baling buatan MT-Propeller dari bahan komposit dan baja tahan karat di sisi baling-balingnya.

Pesawat ini menggunakan bubble canopy model geser yang bisa dibuka dari dalam maupun dari luar pada saat emergency. Konfigurasi tempat duduk yang bersebelahan (side by side) memiliki keuntungan tersendiri, dimana instruktur penerbang bisa memonitor secara langsung apa yang dilakukan oleh siswa penerbang yang berada di cockpit dan siswa dapat dengan mudah menerima instruksi dan mengikuti tindakan/gerakan yang dilakukan oleh instrukturnya. Disamping itu instruktur juga dapat memanfaatkan control dan display instrument yang sama untuk menunjukan setiap step (langkah) dari pelatihannya.

Dengan konstruksi pesawat keseluruhan yang terbuat dari carbonfibre membuat pesawat ini menjadi ringan, kuat dan anti korosi. Material carbonfibre juga membuat permukaan pesawat lebih halus sehingga meningkatkan tingkat aerodinamika pesawat. Selain itu bahan ini lebih mudah dalam hal perawatan dengan service life mencapai 15.000 jam terbang untuk penggunaan aerobatik. Pesawat dapat diterbangkan pada siang maupun malam hari dengan kondisi non-icing. Sementara kecepatan maksimum pesawat ini adalah 439 km/jam (237 knot).

Pesawat G 120TP-A sangat memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai pesawat latih siswa penerbang mulai dari tahapan Latih Mula (LM) yang selama ini menggunakan AS-202B Bravo, sekaligus juga bisa digunakan sebagai pesawat Latih Dasar (LD) yang mana dari tahun 1981 hingga saat ini menggunakan pesawat T-34C Charlie. Untuk itu maka pesawat G 120TP oleh TNI AU dikategorikan sebagai pesawat Latih Dasar sebagaimana terlihat pada tail number-nya dan sekaligus akan menggantikan peran dari pesawat Latih AS-202B dan T-34C.

Sumber: Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan RI

Perairan Indonesia Idealnya Dikawal 24 Kapal Selam



17 September 2013, Jakarta: TNI AL idealnya memiliki 24 kapal selam untuk mengawal dan menjaga teritorial laut Indonesia yang cukup luas. Penguatan pertahanan dan militer akan memberi dampak luas di dunia internasional.

"Jika ditilik dari geografis negara, Indonesia sebagai negara maritim membutuhkan pengawalan ekstra ketat untuk mengantisipasi invansi dari negara asing melalui laut," ujar pengamat militer Kusnanto Anggoro dalam sarasehan memperingati HUT ke-54 Kapal Selam di Jakarta, Minggu (15/9).

Namun, lanjut dia, kekuatan alutsista TNI AL masih pada kebutuhan mendasar. Sekarang ini, TNI hanya memiliki dua kapal selam yang sudah sangat tua. Sedangkan, 3 unit yang dibeli dari Korea Selatan baru akan masuk memenuhi kekuatan Alutsista TNI AL hingga awal tahun 2017. "Sebelum sampai memiliki 18 unit kapal selam, saya kira semua orang harus kritis," kata dia.

Sementara itu, delegasi Indonesia diberangkatkan ke Moskow untuk menyurvei langsung 10 kapal selam yang akan dihibahkan Rusia. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio memimpin delegasi yang beranggotakan dari Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

"Kita (tim-Red) akan memastikan langsung spesifikasi teknis kapal, kondisi, dan mekanisme kerja sama," ujar Marsetio. Tim berangkat Minggu (15/9) malam.

Marsetio mengungkapkan hibah kapal selam ditawarkan pemerintah Rusia kepada Indonesia melalui Kementerian Pertahanan. TNI AL sendiri sebagai rencana pengguna, belum mengetahui detail atau spesifikasi kapal selam yang ditawarkan tersebut.

"Karena itu kita ke Rusia untuk memastikan kapal selam yang akan didatangkan cocok dengan kondisi perairan Indonesia atau tidak," kata Marsetio, taruna peraih predikat Adhi Makayasa Akademi Angkatan Laut 1981.

Doktor lulusan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (UGM) ini memastikan kapal selam yang dibutuhkan TNI AL harus lolos kualifikasi, di antaranya meliputi kesesuaiannya dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

Kapal selam ideal untuk Indonesia adalah yang memiliki kekhususan dan kekhasan dengan melihat kedalaman dan kontur laut. "Kita akan lihat apakah itu kapal selam samudra atau archipelago. Indonesia ini archipelago di mana kondisi perairan kita kedalamannya berbeda-beda," jelas Marsetio.

Fokus ToT

Asisten Perencanaan (Asrena) KSAL, Laksda TNI Ade Supandi memastikan hibah 10 kapal selam dari Rusia tidak mengintervensi rencana pengadaan alutsista TNI AL dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang sesuai dengan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) hingga tahun 2024.

"Selain dua kapal selam KRI Cakra dan KRI Nanggala yang sudah ada, TNI AL sudah memesan 3 kapal selam dari Korea Selatan. Ditargetkan akhir tahun 2016 atau paling lambat awal tahun 2017 sudah selesai dan masuk ke dalam kekuatan tempur TNI AL," kata dia.

Satu dari tiga kapal selam yang dipesan akan dikerjakan di PT PAL, Surabaya. Indonesia akan memaksimal transfer teknologi dari pengerjaan di industri pertahanan dalam negeri.

"Sesuai dengan kesepakatan kerja sama akan ada ToT (Transfer of Technology-red). Kapal ke-3 akan dibangun di PAL degan memaksimalkan ToT," ujar Ade. Anggaran yang dikeluarkan Indonesia untuk pembelian tiga kapal selam menggunakan pinjaman luar negeri (kredit ekspor) senilai 1,07 miliar dolar AS.

Idealnya sampai tahun 2016, menurut Marsetio, Indonesia memiliki 10 kapal selam untuk memperkuat armada tempur TNI AL dalam menjaga kedaulatan laut RI. "Idealnya punya 10 (kapal selam) hingga akhir tahun 2016," kata Marsetio.

Mantan Kepala Staf TNI AL, Laksamana (Purn) Sumardjono mengingatkan pengadaan alutsista tetap harus fokus pada transfer teknologi. Industri pertahanan yang dimiliki Indonesia diberdayakan maksimal untuk menciptakan alutsista yang dibutuhkan TNI dan Polri.

"Deterence effect itu sebenarnya jika kita mampu membangun alutsista canggih yang kita butuhkan, bukan mengadakan alutsista yang diimport dari negara lain," ujar dia.

Sumber: Suara Karya

Kamis, 12 September 2013

Dua T-50i Golden Eagle Tiba di Indonesia

Pangkoopsau II Marsda TNI Agus Supriatna mengalungkan bunga kepada para penerbang Korean Aerospace Industries (KAI), Rabu (11/9). (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi)

11 September 2013, Magetan: Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriatna, menyambut kedatangan pesawat T-50i Golden Eagle, yang diterbangkan langsung dari Korea menuju Lanud Iswahjudi oleh penerbang dari Korea Aerospace Industries, di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Rabu (11/9).

Sebelas September 2013 merupakan hari bersejarah bagi Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, setelah penantian yang panjang akhirnya pesawat Tempur T-50i Golden Eagle, dengan kode TT (Tempur Taktis) tiba yang akan menggantikan pesawat Hawk MK-53 yang dioperasionalkan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi. Pesawat T-50i Golden Eagle diterbangkan secara ferry oleh penerbang MR. Kwon Huiman, MR. Lee Dongkyo, MR. Khang Cheol, MR. Shin Donghak dari negara asalnya Korea Selatan dari Korea Aerospace Industries (KAI) menuju Indonesia dengan tail number TT 5003 dan TT 5004.

Sebelum menyentuh Landasan pacu Lanud Iswahjudi, kedua pesawat Tempur T-50i Golden Eagle, di-escort di East Area Iswahjudi Aerodrome oleh dua pesawat Hawk MK-53 yang diterbangkan oleh Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum, Mayor Pnb Hendra, Kapten Pnb Gultom dan Lettu Pnb Yudistira. Setelah Joint Up, Hawk Flight akan mengambil alih kepemimpinan (taking the lead), membentuk Box Formation melaksanakan Fly Pass diatas hanggar Skadron Udara 15, sebanyak dua kali dari arah yang berbeda.

Penyemprotan pesawat T-50i Golden Eagle dengan watter cannon saat menuju hanggar Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Rabu (11/9). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

11 September 2013, Magetan: Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriatna, menyambut kedatangan pesawat T-50i Golden Eagle, yang diterbangkan langsung dari Korea menuju Lanud Iswahjudi oleh penerbang dari Korea Aerospace Industries, di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Rabu (11/9).

Sebelas September 2013 merupakan hari bersejarah bagi Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, setelah penantian yang panjang akhirnya pesawat Tempur T-50i Golden Eagle, dengan kode TT (Tempur Taktis) tiba yang akan menggantikan pesawat Hawk MK-53 yang dioperasionalkan Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi. Pesawat T-50i Golden Eagle diterbangkan secara ferry oleh penerbang MR. Kwon Huiman, MR. Lee Dongkyo, MR. Khang Cheol, MR. Shin Donghak dari negara asalnya Korea Selatan dari Korea Aerospace Industries (KAI) menuju Indonesia dengan tail number TT 5003 dan TT 5004.

Sebelum menyentuh Landasan pacu Lanud Iswahjudi, kedua pesawat Tempur T-50i Golden Eagle, di-escort di East Area Iswahjudi Aerodrome oleh dua pesawat Hawk MK-53 yang diterbangkan oleh Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum, Mayor Pnb Hendra, Kapten Pnb Gultom dan Lettu Pnb Yudistira. Setelah Joint Up, Hawk Flight akan mengambil alih kepemimpinan (taking the lead), membentuk Box Formation melaksanakan Fly Pass diatas hanggar Skadron Udara 15, sebanyak dua kali dari arah yang berbeda.

Acara penyambutan pesawat T-50i Golden Eagle dilaksanakan penyemprotan air dengan menggunakan water cannon, disaksikan Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriatna, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., Vice Presiden KAI, MR. Kim Kyuhak dan segenap pejabat TNI/Polri, Muspida se-Karesidenan Madiun.

Dalam konferensi pers-nya, Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriatna, mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia menambah kekuatan alutsista TNI Angkatan Udara sebanyak 16 pesawat T-50i Golden Eagle dalam dua warna yaitu untuk aerotic painting dan camouflage painting. Pangkoopsau juga merasa bangga sekaligus konfident, karena selain pesawat T-50i Golden Eagle, pesawat Super Tucano juga telah menambah kekuatan alutsista TNI AU. Sedangkan penambahan 24 pesawat F-16 diperkirakan akan datang pada tahun 2014 mendatang. Tahap pertama diterbangkan dua pesawat T-50i Golden Eagle dengan rute Sacheon Korea Selatan-Kaohsiung, Taiwan-Cebu, Philipina-Sepinggan, Balikpapan, Kaltim-Iswahjudi Air Force Base .

Selanjutnya secara bertahap pesawat yang dibeli pemerintah Indonesia akan diterbangkan ke Lanud Iswahjudi sampai genap jumlahnya dan secara resmi akan diserahkan ke pemerintah Indonesia untuk memperkuat alutsista TNI Angkatan Udara. Untuk menunjang tugasnya sebagai Light Combat Aircraft Pesawat single engine T-50i Golden Eagle, dilengkapi persenjataan yang dapat digunakan dalam berbagai misi (multi role), seperti AIM-9 sidewinder, bom MK-82, BDU-33, AGM-65 Maverick, MK-20 Cluster Bomb Unit sampai kepada bom pintar JDAM.

Selain itu T-50i juga dilengkapi 3 Barrel Cannon M61 Vulcan yang diinstal disamping kiri kockpit dengan peluru 20 mm. Untuk kesiapan awak pesawat pada awal bulan Januari 2013 sampai akhir Agustus 2013 telah dilaksanakan pelatihan enam instruktur penerbang dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi. Mereka telah mengikuti serangkaian latihan dari mulai initial phase di Gwangju selama 4 bulan, lalu melanjutkan latihan air to air dan air to ground selama 3 bulan, selanjutnya pada pertengahan bulan Agustus 2013 ke-enam penerbang instruktur tersebut telah lengkap menyelesaikan pelatihan.

Sementara sebanyak 31 orang teknisi dari Skadron Udara 15 dan Skatek 042 Lanud Iswahjudi juga telah disekolahkan di Korea selama 1,5 bulan. Sesuai kontrak yang telah dibuat dengan KAI dalam waktu 2 tahun akan menyertakan techrep (Teknical Representative), untuk mengawasi pelaksanaan operasional penerbangan sekaligus sebagai tempat konsultasi para teknisi Skadron Udara 15 dalam merawat maupun hal-hal yang bersifat perbaikan. Teknisi tersebut juga sebagai penghubung antara operator di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi dengan pihak pabrik di Korea.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi

Lanud Iswahjudi Segera Kedatangan T-50i Golden Eagle

Pesawat T-50i Golden Eagle, siap bergabung dengan TNI Angkatan Udara di Lanud Iswahjudi. (Foto: Penlanudiwj)

10 September 2013, Magetan: Lanud Iswahjudi menerima 29 kontainer yang berisi suku cadang dan alat pendukung pesawat T-50i Golden Eagle sejak seminggu terakhir.

Direncanakan pesawat tempur T-50i Golden Eagle, akan diterbangkan secara ferry dari negara asalnya Korea Selatan oleh penerbang dari Korea Aerospace Industries (KAI) menuju Indonesia dengan tail number TT 5001 dan TT 5002.

Tahap pertama diterbangkan dua pesawat T-50i Golden Eagle dengan rute Korea-Taiwan-Philipina-Lanud Balikpapan Kaltim-Lanud Iswahjudi yang direncanakan tanggal 11 September 2013 jam 13.30 WIB tiba di Lanud Iswahjudi.

Selanjutnya pada bulan berikutnya secara bertahap pesawat yang dibeli pemerintah Indonesia akan diterbangkan ke Lanud Iswahjudi sampai genap jumlahnya dan secara resmi akan diserahkan ke pemerintah Indonesia untuk memperkuat alutsista TNI Angkatan Udara.

Penyambutan direncanakan akan diterima Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II (PangKoopsau II) Marsekal Muda TNI Agus Supriatna dan didampingi oleh pejabat Kemenhan, wakil Vice president KAI, Komandan Lanud Iswahjudi beserta Staf.)

Sumber: Penlanudiwj

Senin, 09 September 2013

Menhan: Kekuatan TNI Terkuat di Asteng pada 2014

Meriam swagerak Nexter Caesar dibeli dari Perancis akan memperkuat Batalyon Artileri Medan 9/Pasopati, Purwakarta dan Yon Armed 12/Agicipi Yudha, Nagwi.(Foto: Berita HanKam)

5 September 2013, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pada 2014, TNI akan memiliki daya kekuatan yang terbesar di antara negara lain di Asia Tenggara.

"Renstra pertama 2014, kekuatan TNI yang terkuat di Asia Tenggara," kata Menteri saat meresmikan dua Kapal Republik Indonesia di Batam, Kamis.

Kekuatan itu tercermin dari pengadaan alutsista oleh pemerintah yang melengkapi TNI AL, TNI AU dan TNI AD dengan senjata dan peralatan baru.

Menteri mengatakan ada banyak alutsista yang ditambah untuk ketiga angkatan bersenjata, di antaranya kapal patroli cepat untuk TNI AL, tank leopard untuk TNI AD dan penambahan pesawat sukhoi untuk TNI AU.

"Sukhoi akan diganti semua. Negara kita akan kuat, itu penting," kata Menteri.

Sementara untuk TNI AD, selain 45 unit tank leopard, pemerintah juga mengadakan 28 unit helikopter dan delapan unit Apache.

Menurut dia, TNI yang kuat memiliki banyak arti, baik bagi dalam negeri maupun luar negeri.

Meski begitu, Purnomo mengatakan penambahan alutsista dan penguatan TNI tidak ada hubungannya dengan pendirian pangkalan militer AS di Singapura dan Australia.

"Ini tidak untuk perlombaan senjata, ini memordernisasi," katanya.

Ia mengatakan hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga amat baik. Namun, bukan berarti Indonesia tidak membangun kekuatan militernya.

Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan pemerintah merencanakan pembangunan Kapal Cepat Rudal dengan panjang 40 meter sebanyak 16 unit dan kapal patroli cepat sebanyak 16 unit.

Sumber: ANTARA Kepri

Suku Cadang Pesawat Latih Tempur T-50i Tiba di Lanud Iswahjudi

Personel GPL melakukan aktivitas bongkar suku cadang pesawat T-50i dari kontainer di gudang transit GPL Lanud Iswahjudi, Selasa (3/9). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

5 September 2013, Magetan: Menjelang kedatangan pesawat T-50i Golden Eagle, yang akan menggantikan peran pesawat HS Hawk Mk-53 Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, sebanyak 29 kontainer yang berisi suku cadang/spare part dan alat pendukung pesawat T-50i tiba di Lanud Iswahjudi, Selasa (3/9).

Aktivitas bongkar suku cadang/spare part dan alat pendukung lainnya, di gudang transit Gudang Persediaan Pangkalan (GPL) Lanud Iswahjudi sedang berlangsung mulai hari senin kemarin. Satu persatu suku cadang/spare part, diteliti dengan seksama oleh personel GPL.

Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Minggit Tribowo, S.IP., didampingi Kadislog Lanud Iwj Letkol Tek Hevry Yanto dan pejabat terkait menyaksikan langsung kedatangan suku cadang di gudang transit GPL.

Pesawat latih lanjut T-50i pesanan Indonesia sukses melakukan terbang perdana tanggal 14 maret lalu. Uji terbang dilakukan di Korea Selatan dengan pilot uji dari KAI selaku produsen T-50. Indonesia sendiri memesan sebanyak 16 buah. Pesawat T-50i direncanakan akan tiba di Lanud Iswahjudi awal bulan September ini yang diterbangkan langsung dari Korea Selatan.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi

Menhan Resmikan Dua Kapal Perang Produksi Dalam Negeri

KRI Pari-849. (Foto: Reita84)

5 September 2013, Batam: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan dua kapal cepat KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 yang akan bertugas menjaga keamanan dan kedaulatan di perairan NKRI.

"Tipe kapal patroli cepat, dalam upaya pemenuhan Kapal Cepat secara bertahap," kata Menteri usai meresmikan kapal di Batam, Kamis.

Ia mengatakan kapal yang dibangun perusahaan nasional PT Palindo itu merupakan rangkaian pemesanan dan pengadaan yang memiliki arti penting bagi industri pertahanan nasional," kata dia.

Penambahan alutsista amat penting, kata Menteri untuk menambah daya tempur dan dukungan pelatihan serta operasi di laut.

"Penambahan alutsista merupakan jawaban konsekuensi atas karakteristik geografis Indonesia yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam di laut, potensi keragaman hayati, warisan dunia yang paut dijaga," kata dia.

Indonesia, kata Menteri, memiliki banyak selat dan perairan yang merupakan alur perairan utama dan penting bagi bangsa lain, karenanya, perlu penjagaan maksimal.

"Ini memiliki makna penting dan strategi pembangunan TNI AL menuju kekuatan pokok angkatan laut, meningkatkan kekuatan angkatan laut menjaga NKRI," kata Menteri.

KRI Pari-849 dan KRI Sembilang-850 berbahan aluminium marine grade, buatan anak-anak Indonesia dan dibuat dengan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Kapal patroli cepat PC-43 ini memiliki spesifikasi panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, bobot 250 ton, dengan kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 knot, dan kecepatan ekonomis 15 knot. Dilengkapi dengan satu sekoci Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), dengan penggerak outboard engine 75 PK. Selain itu, kapal ini memiliki ketahanan (endurance) dalam kemampuan berlayar selama empat hari. Sebagai kapal patroli murni, PC-43 tidak dirancang untuk membawa peluru kendali.

Nantinya, kapal yang menelan biaya masing-masing sekitar Rp75 miliar itu akan memperkuat armada TNI AL. KRI Pari-849 di Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur. Sedangkan KRI Sembilang-850 untuk Armada RI Kawasan Barat di wilayah Lantamal II Palembang.

Bank Mandiri Biaya Pembuatan Kapal Perang

Bank Mandiri membiayai pembangunan dua kapal TNI AL jenis patroli cepat buatan dalam negeri guna memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) nasional.

Dalam kerjasama ini, Bank Mandiri menyalurkan pinjaman sebesar Rp77,87 miliar kepada PT Palindo Marine berupa kredit modal kerja (KMK) Rp33,52 miliar dan bank garansi Rp44,35 miliar untuk pembangunan dua kapal tersebut.

Direktur Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kamis (5/9/2013), mengatakan Bank Mandiri ingin terus mendukung industri strategis nasional dalam mengembangkan teknologi alutsista sehingga menciptakan kemandirian bangsa dalam memperkuat kedaulatan nasional.

“Kami bangga dengan kemampuan putra-putra bangsa di PT Palindo Marine yang telah menghasilkan kapal patroli cepat buatan dalam negeri ini. Untuk itu, kami juga telah memberikan komitmen untuk mendukung pembangunan kapal lainnya guna memperkuat Alutsista nasional,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (5/9/2013).

Secara keseluruhan, dia menjelaskan, sampai saat ini Bank Mandiri menyalurkan pembiayaan sebesar Rp243,28 miliar untuk membantu PT. Palindo Marine membangun dua kapal patroli cepat dan empat kapal cepat rudal.

Dari jumlah tersebut, Rp113,53 miliar merupakan kredit modal kerja (KMK), sedangkan Rp129,75 miliar adalah fasilitas bank garansi.

Dia menambahkan bahwa hingga saat ini, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan untuk alutsista yang disalurkan kepada beberapa industri strategis, seperti PT Pindad dan PT Dok Kodja Bahari.

Untuk pengadaan alutsista yang didatangkan dari luar negeri, Bank Mandiri telah menandatangani komitmen pembiayaan dengan nilai sekitar Rp6,5 triliun.

“Penyaluran pembiayaan untuk pembangunan kapal patroli cepat ini merupakan salah satu komitmen Bank Mandiri dalam mendukung pengadaan alutsista. Dengan keberhasilan ini, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu membangun dan mengembangkan alutsista secara mandiri di dalam negeri,” ujar Abdul Rachman.

Sebelumnya, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp123,78 miliar untuk membangun tiga unit kapal cepat rudal pertama, kedua dan ketiga produksi dalam negeri, yaitu KRI Clurit – 641 , KRI Kujang – 642 dan KRI Beladau – 643.

Sumber: ANTARA Kepri/Bisnis

Skadron Sukhoi Lengkap 16 Unit Setelah Penantian 10 Tahun

Pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK 2 milik TNI AU diturunkan dari pesawat angkut Antonov AN-124-100 setibanya di Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (4/9) malam. Kedatangan dua pesawat Sukhoi Su-30 MK 2 pesanan pemerintah Indonesia itu untuk menambah kekuatan Skadron 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin yang kini memiliki 16 unit pesawat tempur Sukhoi Su-2 SKM dan Su-30 MK 2. (Foto: ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/Spt/13)

4 September 2013, Makassar: Dua dari 16 pesawat tempur Sukhoi dari jenis Su-27 SKM dan Su-30 MK2, pesanan pemerintah Indonesia dari Rusia, tiba di Landasan udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar.

Pesawat itu, diangkut dengan pesawat Antonov AN-124-100 Flight Number VDA 6328 dengan pilot Panov Vadim, Salovyev Evgeny, dan Valodanov Rinai, beserta 13 orang crew.

Pesawat Sukhoi datang berupa material, dan dikemas dalam beberapa peti kemas. Selanjutnya, pesawat tersebut akan langsung dirakit di Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin.

Menurut Kepala Penerangan Lanud Sultan Hasanuddin Mayor Sus Mulyadi, nantinya yang akan merakit pesawat Sukhoi tersebut yakni teknisi dari Rusia, bersama teknisi Skadron 044 sebelum di tempatkan di Skadron udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin.

"Sebelumnya akan dirakit oleh orang-orang Rusia, dibantu oleh tim dari lanud sendiri. Kami memperkirakan, perakitan pesawat tersebut akan memakan waktu sekitar 10 hari. Setelah itu, baru dilakukan tes flight," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (4/9/2013).

Dia menambahkan, pesawat Antonov itu berangkat dari Bandara Khabarovsk Rusia menuju Bandara Ninoy Manila, selanjutnya menuju Lanud Hasanuddin. "Pengiriman pesawat tersebut memakan waktu sekitar dua hari. Karena pesawatnya sempat transit di Manila," terangnya.

Kedatangan dua pesawat tempur Sukhoi Su-30 MK 2 ini menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur Su-27 SKM dan Su-30 MK 2 buatan Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association (KNAPO) Rusia.

Saat ini, sudah ada sekitar 14 unit pesawat Sukhoi. Namun dengan kedatangan dua pesawat terakhir, maka dipastikan seluruh pesawat pesanan Pemerintah Indonesia yang berjumlah 16 sudah lengkap.

"Untuk pesawat Sukhoi Su-27 SKM berjumlah 5 unit dengan kapasitas single seat, sedangkan Su-30 MK sebanyak 11 buah dengan kapasitas tandem seat," jelasnya.

Pemesanan pesawat tempur Sukhoi ini, sudah dilakukan sejak 2003. Sejak saat itu, kedatangan pesawat dilakukan secara bertahap, yakni tahun 2003 di Lanud Iswahyudi, Madiun. Selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, pada 2009 dan 2010.

Hingga tahun 2013, tercatat tiga tahap pengiriman pesawat Sukhoi, yakni pada 22 Februari 2013 sebanyak 2 unit pesawat Sukhoi Su-30 MK, pada 16 Mei 2013, Sukhoi Su-30 MK, dan terakhir hari ini. Pesawat-pesawat itu akan digunakan untuk menjaga daerah teritorial di Indonesia timur.

Sumber: SINDO

Rabu, 04 September 2013


KRI dr Soeharso-990 Kunjungi Pulau Terpencil di Provinsi NTT

(Foto: Dispenarmatim)

2 September 2013, Jakarta: KRI dr Soeharso-990 kini tengah berjibaku menembus gelombang laut, menuju misi kemanusian di pulau-pulau terpencil nusantara sejak Jum’at lalu (30/8), bersama-sama tiga koleganya sekelas, KRI Banda Aceh-593, KRI Makassar-590, dan KRI Surabaya-591.

Khusus KRI dr Suharso/990 --kapal perang rumah sakit-- misi pelayaran kini bagian dari Sail Komodo 2013, dalam Operasi Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, ke pulau-pulau di Provinsi NTT, meliputi Kabupaten Lembata, Kabupaten Maumere (Sikka), Labuan Bajo, dan Kabupaten Sumba.

NTT dipilih karena pulau-pulaunya sangat banyak namun akses bagi masyarakat masih sangat terbatas. terkhusus akses terhadap layanan kesehatan, sebagaimana dinyatakan Dinas Penerangan TNI AL.

Satuan Tugas SBJ LXII/2013 dikomandani Kolonel Pelaut Taat Sunarto yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, sementara KRI dr Soeharso-990 dikomandani Letnan Kolonel Pelaut I Putu Darjatna.

KRI dr Suharso-990 merupakan kapal kelas Landing Platform Dock sepanjang 122 meter berbobot mati 16.000 ton yang geladak apronnya mampu menampung tiga helikopter ringan ini buatan Korea Selatan seharga 37,5 juta dolar Amerika Serikat.

Dia semula bernama KRI Tanjung Dalpele-572, yang lalu diubah menjadi kapal rumah sakit.

Selain kesehatan, awak TNI AL yang ada di dalam lambungnya juga merenovasi sarana dan prasarana umum, penyuluhan ketahanan nasional dan penyerahan bahan keperluan sehari-hari di Lembata, Maumere, Waingapu, dan Labuhan Bajo, hingga pada acara puncak Sail Komodo pada Sabtu, 14 September mendatang.

Sumber: ANTARA News

Parlemen Awasi Realisasi Pembelian Helikopter Apache

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri) didampingi Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/9). (Foto: ANTARA /Widodo S. Jusuf)

2 September 2013, Jakarta: Komisi I DPR RI memastikan akan mengawasi realisasi pengadaan delapan unit helikopter Apache produksi Amerika Serikat. Kontrak pengadaan heli jenis serbu itu sudah diteken Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro, Senin pekan lalu.

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, kebijakan pembelian alutsista tersebut disepakati DPR dan pemerintah dengan syarat ada komitmen alih teknologi, jaminan suku cadang, serta bebas pakai.

"Adapun yang akan kita awasi adalah bagaimana realisasi pembelian helikopter itu, sudahkah sesuai syarat. Kalau perlu kemudian alutsista itu kita produksi sendiri di dalam negeri," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (2/9).

Pembelian Apache sudah direncanakan sejak awal 2013. Namun, TNI Angkatan Darat belum merealisasikannya karena Kementerian Keuangan memasukkannya dalam anggaran reguler sehingga bikin berat. Khawatir biaya operasional terganggu, TNI AD lalu meminta tambahan anggaran khusus pada APBN 2014.

Pembelian alutsista itu menghabiskan anggaran Rp 6,4 triliun. Pada Oktober 2014, helikopter tersebut diharapkan sudah datang lengkap dengan senjata dan suku cadangnya.

Legislator Sarankan TNI AD Beli Chinook

Setelah menyetujui pengadaan helikopter Apache dari Amerika Serikat, Komisi I berharap TNI Angkatan Darat melanjutkan pembelian alutsista lain dari negara itu, yakni helikopter multifungsi Chinook.

Anggota Komisi I DPR Muhammad Najib mengungkapkan, saat muncul gagasan TNI Angkatan Darat membeli helikopter Apache, Komisi Pertahanan juga memberikan pandangan untuk pembelian helikopter multifungsi berukuran besar. Bahkan Komisi I menyarankan TNI AD terlebih dulu membeli helikopter Chinook sebelum Apache.

Pandangan Komisi itu didasarkan pada pertimbangan bahwa helikopter multifungsi sangat berguna untuk penanganan bencana alam. Kebutuhan akan helikopter jenis itu makin besar jika dilihat dari rentannya kondisi geografis Indonesia terhadap bencana seperti gunung berapi, banjir, tsunami, dan gempa bumi.

Sementara helikopter Apache yang dilengkapi persenjataan canggih belum terlalu dibutuhkan karena Indonesia belum menghadapi ancaman serius penyerbuan pihak asing. Dengan demikian, kebutuhan terhadap helikopter multifungsi dan berbadan besar lebih dibutuhkan ketimbang helikopter jenis serbu.

"Namun pada akhirnya keputusan akhir di internal TNI, Khusus AD, tetap memprioritaskan pembelian Apache. Sehingga seperti yang terjadi saat ini, realisasi pengadaan Apache akan segera dilakukan pada 2014 mendatang," ujar Muhammad Najib di Kompleks Parlemen, Senin (2/9).

Sumber: Jurnal Parlemen

Senin, 02 September 2013

Uji Terbang Perdana Pesawat Latih Grob G120TP di Lanud Adisutjipto

Pesawat Grob G120 TP pesanan pemerintah Indonesia yang siap di Test flight di hanggar 5 Lanud Adisutjipto, merupakan pesawat latih dasar dengan performa tinggi yang akan mengantikan generasi pendahulunya AS 202 Bravo dan T-34 Charlie, Kamis (29/8).(Foto: Pentak Lanud Adisutjipto)

31 Agustus 2013, Jogyakarta: Pesawat Grob 120TP buatan pabrik Grob Aircraft di Tussenhausen Mattsies Federasi Jerman di ujicobakan di Lanud Adisutjipto setelah proses assembly yang berlangsung sejak bulan Juli kemarin. Ke empat pesawat generasi terbaru penganti AS 202 Bravo berturut-turut diujicobakan pertama pesawat LD-1201 dan LD-1202 dan Kamis,(29/8) pesawat LD-1203 dan LD-1204.

Sesuai rencana untuk tahun 2013 Lanud Adisutjipto akan kedatangan empat Grob G120TP langsung dari negeri Jerman. Dan pada tahun berikutnya akan berturut-turut menyusul tahun 2014 hingga total 16 pesawat. Pesawat Grob 120TP ini memiliki kecepatan maksimum 439 Km/jam (237 knot). Dan telah bermesin turbo prop mengunakan mesin Roll Roys tipe 250-B17F dengan lima bilah baling baling. Dengan model sayap rendah (low wing) dan cantilever meningkatkan kelincahan pesawat berpadu dengan daya mesin putar mesin yang tinggi.

Komandan Komando pendidikan TNI AU Marsda TNI Nurullah didampingi Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus Munandar, SE, Dirops Kodikau, Danwingdik terbang, Danskadik 101, Danskatek 043, Kadisops Lanud Adisutjipto, Kadislog Lanud Adisutjipto, dan Komandan Skadron Teknik 043 serta Crew dari Pabrikan Grop, menyaksikan test flight baik hari pertama maupun hari kedua. Secara keseluruhan test flight dinyatakan berhasil dan sesuai rencana.

Menurut rencana Menhan Purnomo Yusgiantoro pada bulan September 2013 akan memimpin langsung penyerahan pesawat Grob G120 TP dari pihak Grob Aircraft kepada pemerintah Indonesia bertempat di Lanud Adisutjipto.

Sumber: Pentak Lanud Adisutjipto

Kemhan Minta PT DI Buat Helikopter Serang

Helikopter serang rancangan PT DI Bumble Bee-001. (Foto: Berita HanKam)

31 Agustus 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan akan mendorong PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk mengembangkan helikopter serang, menyusul rencana pemerintah Indonesia membeli delapan unit helikopter serang Apache AH-64 dari Amerika Serikat untuk TNI Angkatan Darat.

"Yang dibutuhkan satu skuadron helikopter serang atau sebanyak 16 unit," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, yang ditemui sesaat setelah peluncuran buku yang ditulis anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berjudul "Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan" di Jakarta, Jumat (30/8) malam.

Ia lantas menjelaskan,"Kalau kita beli delapan unit helikopter Apache, berarti baru setengah skuadron. Mungkin ada kombinasi, seperti halnya pesawat tanpa awak (UAV), setengah skuadronnya merupakan buatan dalam negeri."

Pengembangan helikopter serang yang dibangun oleh PT DI, kata dia, diharapkan spesifikasi dan kemampuannya tak jauh berbeda dengan helikopter Apache.

"Mungkin spesifikasinya masih di bawah Apache, tetapi kemampuannya tak begitu jauh," kata Menhan.

Purnomo mengatakan bahwa pihaknya telah mengutus Sekjen Kemhan Budiman, yang saat ini telah dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), ke Amerika Serikat untuk mengetahui secara pasti detail spesifikasi helikopter serang Apache itu.

"Spesifikasi teknologinya harus jelas betul, yang dibeli seperti apa. Terakhir yang berangkat ke AS adalah Sekjen Kemhan yang saat ini menjadi KSAD," katanya.

Menurut Purnomo, sistem persenjataan sebuah alat tempur sangat memengaruhi harga. Suatu peralatan tempur yang dilengkapi dengan sistem deteksi radar tentu lebih mahal daripada yang tidak ada.

Ia menegaskan bahwa pembelian helikopter Apache merupakan rencana pertahanan jangka panjang. Oleh sebab itu, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar diharapkan tidak akan berpengaruh banyak terhadap rencana pembelian itu.

Sumber: ANTARA News