Kamis, 29 Agustus 2013

Indonesia Teken Pembelian 8 Unit AH-64E Block III Apache

Presiden SBY saat menyambut kedatangan Menhan AS Chuck Hagel di depan ruang kerja Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/8) siang. (Foto: abror/presidenri.go.id)

26 Agustus 2013, Jakarta: Satu skuadron helikopter serang AH-64E Apache buatan Boeing, Amerika Serikat, akan tiba memperkuat TNI AD, sejalan penandatanganan pemesanan helikopter serang itu, antara Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, dan koleganya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, di Jakarta, Senin.

Hagel ke Jakarta dalam rangkaian kunjungan ke Malaysia dan Brunei Darussalam; di negara terakhir ini, Hagel akan menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN Plus, yang juga melingkupi Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Selandia Baru, India, dan Korea Selatan.

Disepakati tipe Apache yang dibeli Indonesia dari Amerika Serikat adalah AH-64E Block III sebanyak delapan unit. Apache tipe ini merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura).

AH-64E Apache telah dikirimkan ke Taiwan (30 unit), 22 unit untuk India, dan 24 unit ke Qatar. Khusus India, Boeing "terpaksa" memproduksi bersama AH-64E Apache dengan industri kedirgantaraan negara India.

"Nilai kontrak sekitar 600 juta dolar Amerika Serikat, mulai dari helikopternya, persenjataan, pelatihan awak darat dan pilot, dan lain-lain," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, yang turut menyaksikan penandatanganan itu.

Hagel juga membawa sejumlah besar petinggi militer dan sipil di lingkungan Departemen Pertahanan negaranya.

Selain kontrak pembelian, kedua menteri pertahanan juga membahas peningkatan kerja sama pertahanan diperluas dan pelatihan bersama internasional antiteror ASEAN Plus di Pusat Pelatihan Pasukan Pemeliharan Perdamaian TNI, di Sentul, pada pertengahan September nanti.

Juga program Inisiatif Reformasi Lembaga Pertahanan, yang akan menjadi pola bagi Kementerian Pertahanan meningkatkan kualitas sistem perencanaan strategis, pengadaan barang, dan aspek manajerial lain.

Sumber: ANTARA News

TNI AU Segera Terima Dua CN-295

CN 295 diparkir di apron Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta beberapa waktu lalu. (Foto: JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

26 Agustus 2013, Jakarta: Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan mengatakan TNI Angkatan Udara akan kembali menerima pesawat transportasi teknis jenis CN-295 pada bulan depan. "Dari sembilan pesawat CN-295 yang kita pesan untuk skuadron dua TNI AU tahun ini, sebanyak dua pesawat sudah datang dan sudah dipakai. Dua lagi akan datang 35 hari mendatang, atau kira-kira bulan depan," kata Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan, kepada wartawan dalam perjalanan dari Jakarta menuju Kupang menumpang pesawat CN-295, bersama rombongan Kementerian BUMN, Jumat (23/8) malam.

Pesawat CN-295 merupakan pesawat yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia, namun saat ini masih dirakit di Spanyol. Gita mengatakan, meskipun dirakit di Spanyol, namun dua pesawat CN-295 yang telah datang, dilakukan pengecatan dan penyelesaian di Indonesia. Pesawat ketiga dan keempat yang diperkirakan tiba September, juga akan dicat dan diselesaikan di Indonesia.

Selanjutnya, pesawat kelima, keenam, dan ketujuh yang datang berikutnya, akan mulai dikustomisasi di Indonesia. Sedangkan pesawat kedelapan dan kesembilan sepenuhnya akan dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung. "Mulai tahun depan, mudah-mudahan PT Dirgantara Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri di Indonesia," kata dia.

Gita mngemukakan TNI AU akan terus menambah pesawat jenis CN-295 hingga berjumlah 16 buah untuk memenuhi kebutuhan skuadron dua TNI AU di Halim Perdanakusuma Jakarta. Dia menjelaskan, pesawat jenis CN-295 berkapasitas penumpang 79 orang (jika dimodifikasi dengan bangku model memanjang). Pesawat tipe medium itu memiliki kekuatan mesin dan kecepatan lebih besar dibandingkan tipe sebelumnya yakni CN-235.

Sumber: Suara Karya

Yonarmed 1/015 Brawijaya Siap Operasikan MLRS Astros II

Dua anggota pasukan Yon Armed bersiap melakukan penembakan dengan Meriam 105 saat simuladi tempur di lapangan Batalyon Armed 1/105 Singosari, Malang, Jawa Timur, Kamis (22/8). Mabes TNI akan mendatangkan Military Rocket Laser System (MLRS) Astros II dari Brasil dan menggantikan Meriam Howitzer 105 untuk meningkatkan kekuatan TNI Angkatan Darat (AD). (Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/Koz/pd/13)

22 Agustus 2013, Malang: Komandan Yonarmed 1/105 Brawijaya, Letkol Arm Arya Yudha menyatakan, pihaknya siap menerima alutsista baru berupa roket Artilery Saturation Rocket System (Astros) II yang akan tiba 2014 mendatang. Sebanyak 14 garasi untuk truk roket Astros II dari darat ke darat pun sudah disiapkan.

Gudang amunisi roket Astros II juga sudah dibangun. Terlihat rantai angkut yang dilengkapi pengait terpasang di atas langit-langit. Namun, tidak ada listrik penerangan maupun pendingin ruangan.

"Tidak boleh ada listrik dalam ruangan ini karena ruang amunisi. Jadi hanya aliran udara AC-nya saja. Mesin AC ada jauh di belakang," kata Arya di Malang, Kamis (22/8/2013).

Dia menjelaskan, pihaknya mengajukan 18 roket Astros II jenis Multi Launcher Rocket System (MLRS). Roket itu memiliki 4 jenis peluncur roket mulai dari SS 30, SS 40, SS 60, dan SS 80 dengan daya jangkau 39 kilometer hingga 85 kilometer. Sedangkan efek daya ledak SS 30 bisa mencapai 1,4 kilometer persegi dan SS 80 mencapai 9,6 kilometer persegi dari titik ledakan.

"Astros II buatan Brasil juga memiliki jenis tactical misile kaliber 400 mm dengan daya jangkau 300 km dengan efek daya ledak lebih dahsyat. Tapi yang kita pesan baru yang jenis MLRS dengan 4 jenis peluncur tadi," ujar Arya.

Sumber: Liputan 6

Yonkav 8 Kostrad Siap Operasikan Tank Leopard

Pangkostrad Letjen TNI M. Munir meninjau secara langsung pembangunan garasi MBT Leopard di Markas Batalyon Kavaleri 1 Divif 1 Cijantung, Selasa (8/01/12). (Foto: Kaskus)

21 Agustus 2013, Pasuruan: Batalyon Kavaleri 8 Divisi 2 Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) Pasuruan, Jawa Timur, siap menyambut kedatangan Tank Tempur Utama/Main Battle Tank (MBT) Leopard dari Jerman.

"Secara umum kami sudah siap menerima kedatangan Tank Leopard. Kesiapan dilakukan termasuk pembangunan garasi khusus Leopard," kata Komandan Batalyon Yonkav 8/2, Letkol Kav Otto Sollu, saat menerima sejumlah peserta Press Tour TNI AD, di Mako Yonkav 8/2 Kostrad, Kabupaten Pasuruan, Rabu.

Menurut dia, garasi khusus Tank Leopard program 2012 sudah siap untuk 20 unit tank, sementara untuk persiapan pembangunan garasi program 2013 sebanyak 13 unit.

Tak hanya itu, lanjut Otto, untuk mendukung operasi Leopard, Yonkav 8 juga sudah menyiapkan personilnya yang terlatih.

"Sebanyak 494 personil disiapkan untuk mengoperasikan Leopard, diantaranya, 46 orang komandan kendaraan, 46 orang pengemudi, 27 orang penembak, serta 41 orang loader. Kita secara personil juga sudah siap. Perwira hingga Tamtama telah mengikuti pendalaman bahasa, khususnya Bahasa Jerman," papar Otto.

Selain itu, tambah dia, pihaknya mempersiapkan infrastruktur pendukung lainnya seperti persiapan jalan yang mampu menahan bobot kendaraan hingga 70 ton. Pengoperasian Leopard juga akan didukung pengoperasian garasi tank pendukung lainnya sebanyak lima unit.

Sebagai salah satu satuan yang berada di bawah komando Divisi Infanteri 2 Kostrad, Batalyon Kavaleri 8/Tank merupakan salah satu satuan banpur yang menjadi pemukul di jajaran kostrad.

Saat ini batalyon Kavaleri 8/Tank sudah diperkuat oleh alutsista kendaraan tempur Scorpion (53 unit) dan sejumlah Stormer.

Batalyon Kavaleri 8/Tank merupakan Satuan Kavaleri yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima dan mengoperasikan Leopard ini dengan kekuatan 1 Batalyon lengkap.

Leopard direncanakan akan masuk ke Indonesia secara bertahap. Dengan adanya rencana tersebut, saat ini Batalyon Kavaleri 8 terus berbenah dan mempersiapkan diri.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, pemerintah membeli tank Leopard sebanyak 103 unit, tank Marder sejumlah 50 unit dan membeli 10 tank pendukung dari Jerman.

Finalisasi penandatanganan kontrak telah dilakukan 2012 lalu.

Sumber: ANTARA News

Indonesia dan China Mantapkan Kerjasama Pertahanan

 
KRI Layang tembakan rudal C-802 buatan China. (Foto: Dispenal)


19 Agustus 2013, Beijing: Indonesia dan China sepakat untuk memantapkan kerja sama industri pertahanan berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan saling menghormati.

"Indonesia dan China telah memiliki kerja sama yang baik, termasuk dalam industri pertahanan," kata Dirjen Departemen Perdagangan Militer dan Hubungan Luar Negeri State Administration for Science, Technology and Industry for National Defense (SASTIND) Zhan Chunli di Beijing, Senin.

Dalam pertemuan kedua kerja sama pertahanan Indonesia-China, ia mengatakan pihaknya mengharapkan kerja sama yang telah terjalin baik dapat ditingkatkan dan diperluas di masa datang.

"Karena itu dalam pertemuan kali ini diharapkan dapat disepakati sejumlah perkembangan yang telah dijalankan sebelumnya oleh kedua pihak dalam kerja sama industri pertahanan," kata Zhan Chunli.

Ia menegaskan dengan pemantapan butir-butir kerja sama yang telah disepakati dalam pertemuan sebelumnya, diharapkan kerja sama industri pertahanan kedua negara akan semakin luas.

Sementara Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Pos Hutabarat mengatakan Indonesia sangat menyambut positif kerja sama industri pertahanan dengan China.

"China menjadi salah satu mitra strategis bagi pengembangan industri pertahanan Indonesia, banyak hal yang dapat kita kerja sama dengan dasar saling menguntungkan," katanya.

Sebelumnya Kemhan RI dan SASTIND telah menyepakati sejumlah poin kerja sama industri pertahanan seperti produksi bersama, pengembangan bersama, pemasaran bersama serta alih teknologi.

"Kedepan sejumlah poin yang sudah disepakati itu dapat dimantapkan lagi sehingga benar-benar memberikan manfaat dan keuntungan bagi industri pertahanan kedua negara, dan bagi hubungan kedua pihak di masa depan," ujar Pos Hutabarat.

Selama ini Indonesia telah menjalin kerja sama industri pertahanan dengan China, antara lain dalam pengembangan bersama peluru kendali C-705, dan telah melakukan pembelian senjata dari China seperti rudal panggul QW3 untuk Pasukan Khas TNI Angkatan Udara.

Dalam pertemuan kedua itu, masing-masing industri pertahanan kedua pihak melakukan presentasi tentang produk yang dimiliki.

Dari pihak Indonesia terdapat PT LEN, PT Dirgantara Indonesia, PT Indadi Setia, dan PT Info Global. Sedangkan pihak China menampilkan antara lain PT CETC, Nourinco, dan ALIT.

Sumber: ANTARA News

Legislator Dukung Pembelian Kapal Selam dari Rusia

B-871 Alrosa, kapal selam jenis Project 877V kelas Kilo dioperasikan Armada Laut Hitam AL Rusia. (Foto D.Starostin)

19 Agustus 2013, Jakarta: Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, tawaran 10 unit kapal selam dari Pemerintah Rusia kepada Pemerintah Indonesia, merupakan hal menarik. Karenanya, tawaran itu perlu dikaji lebih lanjut.

"Saya kira, tawaran dari Rusia, 10 kapal selam itu menarik untuk dikaji lebih mendalam dan ditindaklanjutinya," ujar Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/8).

Namun, menurut Mahfudz, jika nantinya disetujui, pengadaan kapal selam dari Rusia itu baru bisa direalisasikan pada pengadaan tahap kedua atau setelah 2014 mendatang. "Sebab, saat ini sudah ada keputusan untuk pengadaan tiga kapal selam dari Korea Selatan," ujarnya.

Tambah Mahfudz, dalam proses perjalanannya saat ini pengadaan tiga kapal selam dari Korsel berjalan lambat. Ini setelah pihak Jerman, pemilik teknologi kapal selam yang diproduksi Korsel yang akan dijual ke RI, mempermasalahkannya. "Karena, Jerman mengaku menjual hak paten teknologi kapal selam yang dimaksud hanya ke Turki," katanya.

Mahfudz menambahkan, Komisi I akan mendukung pengadaan kapal selam dari Rusia itu. Sebab, sesungguhnya sebelumnya sudah pernah dilakukan penjajakan pembelian kapal selam dari Rusia. Namun karena saat itu yang ditawarkan pihak Rusia adalah kapal selam dengan spesifikasi yang besar, sementara kebutuhan kapal selam RI saat ini untuk kelas dan ukuran yang sedang.

"Secara prinsip, Komisi I pasti akan dukung upaya penjajakan kerja sama dalam pengadaan kapal selam dari Rusia tersebut, sejauh syaratnya juga dipenuhi oleh Rusia yaitu ada proses transfer teknologi pada Indonesia. Sebagian pengerjaannya juga harus dilakukan di dalam negeri Indonesia," jelas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Menurut Mahfudz, tawaran Rusia sangat potensial ditindaklanjuti secara serius. "Karena dalam pengadaan tiga kapal selam dari Korsel saat ini, realitanya berjalan lambat. Sementara kebutuhan akan kapal selam bagi Indonesia saat ini sangatlah besar. Sehingga sejauh spesifikasinya sesuai kebutuhan RI, harganya terjangkau, dan mau melakukan alih teknologi, DPR pasti akan mendukungnya," tegasnya.

Sabtu (17/8), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Pemerintah RI mendapat tawaran untuk dapat membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014.

Sumber: Jurnal Parlemen

Indonesia Ditawari 10 Kapal Selam oleh Rusia

Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, Selasa (23/7) menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Adapun maksud kunjungan Dubes Rusia kepada Menhan ini adalah untuk membicarakan beberapa hal yang menyangkut kerjasama teknik militer antara kedua negara. Diantaranya adalah kerjasama Angkatan Laut kedua negara dalam hal penyediaan material dan renovasi untuk Kapal Selam. (Foto: Kemhan)

17 Agustus 2013, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, pemerintah mendapat tawaran untuk dapat membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014.

"Kapal selam dari Rusia sudah ada. Mereka membuka kesempatan karena kedekatan dengan kita," kata Purnomo saat ditemui di Istana Merdeka, Sabtu, 17 Agustus 2013.

Purnomo tidak menjelaskan detail spesifikasi dan tawaran harga yang diberikan pemerintah Rusia untuk mendatangkan 10 kapal selam tersebut. Ia juga menyatakan, pemerintah belum bulat untuk menerima tawaran Rusia karena masih harus mempertimbangkan dan menghitung biaya.

Selain harga kapal selam per unit, menurut dia, pemerintah juga harus mempertimbangkan besarnya biaya perawatan, pemeliharaan, perbaikan, dan kesiapan infrastruktur. Selain itu, hal lain yang menjadi pertimbangan adalah usia atau masa guna kapal selam tersebut."Kita tidak bisa tergesa, hitung dulu semua," kata Purnomo.

Sedangkan untuk kapal selam dari Korea, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini memaparkan, pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bertahan dan penangkalan ancaman. Sebagai negara yang memiliki orientasi kedamaian, Indonesia dinilai harus memiliki kemampuan teknologi dan senjata yang kuat. "Kita sedang survei pangkalan kapal selam, salah satunya di Palu."

Pada 2024 meski belum memastikan sebagai negara terkuat, menurut Purnomo, Indonesia akan berada pada empat negara kuat di kawasan Asia Tenggara bersama Singapura, Malaysia, dan Thailand. Bersama tiga negara ini, Indonesia akan membentuk ASEAN Defense Ministerial Meeting yang kuat dari ancaman kawasan luar.

Sumber: TEMPO

Helikopter AH-64D Apache Longbow Perkuat TNI AD 2018

AH-64D Apache Block III. (Foto: Boeing)

16 Agustus 2013, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko memastikan pemerintah membeli delapan unit helikopter Apache. Menurut dia, Kementerian Pertahanan sudah memberi lampu hijau untuk membeli helikopter serang canggih AH-64D Apache Longbow dari Amerika Serikat itu.

Dewan Perwakilan Rakyat yang sebelumnya menolak pembelian Apache karena dianggap kemahalan, kata Moeldoko, kini sudah sepakat menyetujuinya. ”DPR dan Kementerian Pertahanan sudah oke,” kata dia saat ditemui Tempo di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2013.

Moeldoko tak mau menyebut harga pembelian delapan helikopter itu dengan alasan tak tahu pasti harganya. ”Lagipula itu teknis.” Ia mengatakan, pemerintah pada tahun ini sudah mulai membayarkan uang muka ke pemerintah Amerika Serikat. ”Pembayaran uang muka menjadi awal kesepakatan pembelian helikopter,” ujar dia. Kedelapan helikopter akan diterima Indonesia secara bertahap mulai 2018 hingga 2021.

Adapun Komisi Pertahanan DPR membenarkan menyetujui pembelian Apache, meski awalnya menolak. ”Setelah dipikir-pikir, memang dibutuhkan Apache untuk memperkuat jajaran Angkatan Darat,” ujar Wakil Ketua Komisi Pertahanan, Tubagus Hasanuddin.

Sumber: TEMPO

Skuadron Sukhoi Lengkap Dipersenjatai 2014


15 Agustus 2013, Jakarta: Tahun depan, Skuadron Udara 11 TNI AU akan lengkap terdiri dari 16 pesawat tempur Sukhoi Su-27 Flankers series, termasuk sistem kesenjataan dan avionika tercanggih yang sedang dalam pemesanan.

"Insya Allah, tahun depan lengkap. Kami sangat mendukung perkuatan dari saat ini yang 40 persen dari kekuatan esensial minimum. Saya baru merasakan berada dalam kokpit pesawat tempur ini selama 30 menit di udara," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida Alisyahbana, di Jakarta, Kamis.

Bersama koleganya, Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Moeldoko, dia diberi wing kehormatan penerbang tempur TNI AU. Adalah Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, yang menyematkan wing kehormatan penerbang tempur itu di flight suit masing-masing, disaksikan Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan segenap pimpinan TNI.

Dengan begitu, Alisyahbana menjadi perempuan pertama Indonesia yang ikut terbang dalam kokpit pesawat tempur generasi empat buatan Rusia itu, sekaligus perempuan pertama Indonesia yang berhak memakai wing kehormatan penerbang tempur TNI AU.

Menurut Alisyahbana, kelengkapan persenjataan Sukhoi Su-27 Flankers series (termasuk versi kursi ganda, Sukhoi Su-30MKI), merupakan satu paket program penguatan kekuatan militer di udara. Indonesia membeli Sukhoi Su-27 dari varian SKM untuk versi kursi tunggal, dan Su-30 Mk2 pada versi kursi ganda.

Dari sisi kesenjataan, Sukhoi Su-27 Flanker bisa dimuati peluru kendali berpemandu terdiri dari R-73, R-27ER, R-27ET, dan RVV-AEI. Sedangkan peluru kendali tak berpemandu yang bisa digotong adalah FAB-500M62/RBK-500/ZB-500, FAB-250M54, FAB-250M62, OFAB-100-120, B-8MI, dan B-13L.

Sukhoi Su-27 Flanker dengan manuver Pugachev-nya yang sangat menakutkan itu juga bisa membawa peluru kendali udara ke darat, yaitu Kh-29T, Kh-31P(A), Kh-59M, KAB-500Kr, KAB-1500Kr, selain 1.500 butir peluru munisi panas GSh-301 dari kanon 30 milimeter S-25.

Skuadron Udara 11 ada di bawah Wing 5 TNI AU yang berkedudukan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar. Pada akhir Februari lalu (22/2) dua jet tempur Sukhoi Su-30Mk2 Flanker tiba, mendarat di landasan pangkalan udara di Makassar itu.

Saat tiba, kedua Su-30 Mk2 itu dalam keadaan dilepas sayap-sayap, dan radome radarnya agar muat di dalam ruang kargo An-124-100 itu. Setelah lengkap diturunkan semuanya, kedua pesawat tempur dengan riwayat penerbangan masih 0 jam terbang, baik untuk mesin ataupun struktur pesawat terbangnya, dirakit.

Kedua pesawat tempur TNI AU itu bagian dari enam tambahan Sukhoi Su-30 dan Su-27 yang dipesan lagi oleh Indonesia dari Rusia. Indonesia memesan varian Su-27 SKM dan Su-30 Mk2, karena Rusia menyesuaikan keperluan pembeli.

Sejak awal pada Maret 2003, Indonesia membeli seluruh penempur TNI AU itu dari pabriknya, KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) di Rusia.

Saat itu dua Su-27 SKM dan satu Su-30 Mk2 mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Maospati, Jawa Timur. Kedatangan kali kedua seri Sukhoi yang memiliki kemampuan di atas F-15 Eagle atau pesawat tempur generasi 4 ini adalah pada 2009 dan 2010.

Menurut sumber, berlainan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat pada umumnya, Rusia menjual produk-produk persenjataannya --terutama pesawat tempur-- dalam modul-modul terpisah, yang mengharuskan pembeli jeli dan cermat.

Masing-masing modul --termasuk sistem kesenjataan dan avionika-- itu dibeli secara terpisah dengan pelatihan terpisah pula. Persenjataan Sukhoi itu, sebagai misal, melalui proses yang berbeda dengan proses pembelian pesawat tempurnya.

Ini yang menyebabkan selama beberapa tahun, Su-27 SKM dan Su-30 Mk2 TNI AU terbang tanpa dilengkapi peluru kendali dan persenjataan lain.

Sumber: ANTARA News

KRI Diponegoro Bekal Ulang di Cyprus



14 Agustus 2013, Surabaya: Setelah enam hari sebagai peacekeeper melaksanakan patroli dan pengamanan di Wilayah perairan Lebanon KRI Diponegoro melaksanakan bekal ulang (bekul) dan Port Visit untuk pertama kali di Limassol Cyprus , Minggu (11/8).

Di hari pertama sandar di Dermaga Limassol, KRI Diponegoro menerima kunjungan dari Atase Pertahanan Roma Kolonel ARM Teddy Surachmat beserta staf. Kunjungan diterima langsung oleh Komandan KRI Letkol Laut (P) Hersan, S.H., beserta perwira Staf. Dilanjutkan undangan dinner (makan malam bersama) oleh Athan Roma.

Sedangkan untuk para Prajurit KRI Diponegoro memanfaatkan waktu mereka untuk melaksanakan refreshing setelah melaksanakan patroli rutin selama sepekan di Laut Mediterania, dengan mengunjungi obyek-obyek pariwisata yang ada di sekitar kota Limassol.

Pada keesokan harinya Senin (12/8) Komandan KRI melaksanakan Courtesy Call (CC) ke Commander Task Group (CTG) 448.03 Captain Brach, kemudian untuk mempererat kerjasama sesama Maritime Task Force, Komandan KRI mengunjungi kapal jerman FGS Frettchen P-6126, yang di Komandani oleh Lieutenant Commander Dubnitzki, kunjungan diakhiri dengan tukar menukar plakat dan cendera mata.

Di tempat yang sama, dalam rangka kegiatan serial Winchex antara Heli NV 409 (Indonesia) dan FGS Frettchen pada on task 18, Kepala Departemen Operasi Kapten Laut (P) Nyoman Gede Pradnyana beserta pilot Lettu Laut (P) Joko Wahyu dan Copilot Lettu Laut (P) Slamet Hayat melaksanakan briefing Whincing Procedure dengan perwira pelaksana serta perwira operasi kapal Jerman tersebut di Lounge Room FGS Frettchen.

Pada hari berikutnya Selasa (13/8), KRI Diponegoro kembali bertolak dari Limassol untuk melaksanakan patroli di perairan Lebanon, Laut.

Sumber: Dispenarmatim

KRI Dewaruci Ikut International Tall Ship Race 2013 di Australia

Sebuah kapal pandu melakukan upacara pelepasan KRI Dewaruci di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Selasa (13/8). Kapal latih TNI AL jenis kapal latih tiang tinggi (Barquentine) tersebut kembali melakukan pelayaran muhibah ke Australia dengan membawa 98 orang kadet AAL tingkat III angkatan ke-60 untuk melaksanakan latihan dan praktek (lattek) pelayaran astronomi Kartika Jala Krida (KJK). (Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Koz/nz/13)

13 Agustus 2013, Surabaya: KRI Dewaruci yang merupakan kapal latih TNI Angkatan Laut itu menuju Benua Kanguru untuk mengikuti International Tall Ship Race 2013, serta mempromosikan pariwisata Indonesia.

Keberangkatan kapal milik TNI AL yang rencananya akan pensiun pada tahun 2015 itu dilepas oleh Kepala Staf Angkatan Laut serta keluarga prajurit di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Selasa (13/8).

Kapal yang berjenis barquentine atau jenis kapal layar tiang tinggi berlayar menuju Australia dengan membawa 98 orang awak yang terdiri dari 16 orang prajurit TNI AL, serta 82 orang kadet AAL.

Rencananya KRI Dewaruci akan berlayar dengan rute Surabaya, Kupang, Darwin, Perth, Melbourne, Hobart, Sydney, Auckland-Selandia Baru, Brisbane, Cairns, Darwin dan kembali lagi ke Surabaya.

Di Sydney, KRI Dewaruci akan dilibatkan dalam lomba International Tall Ship Race 2013 serta menghadiri undangan dari Australian Sail Training Association untuk mengikuti Australian Navy Fleet Review, salah satu even bergengsi yang diikuti oleh banyak negara yang akan membangun image dunia bahwa TNI AL layak menjadi world class navy.

Selain mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, KRI Dewaruci juga membawa misi yakni mempromosikan pariwisata Indonesia di setiap kota di benua Australia yang disinggahi.

Pelepasan KRI Dewaruci dipimpin secara langsung oleh KSAL Laksamana TNI Marsetio di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya. Terlihat pula keluarga prajurit yang haru saat melepas keberangkatan prajurit TNI AL ke Australia untuk mengharumkan nama bangsa.

Rencananya KRI Dewaruci yang lama akan pensiun pada tiga tahun mendatang. Saat ini masih dilakukan lelang pembuatan kapal pengganti KRI Dewaruci yang diperkirakan memakan waktu dua tahun untuk pengerjaannya. KRI Dewaruci yang baru akan lebih besar dan bisa memuat sekitar 200 taruna.

Sumber: Metrotvnews

Enam Pesawat Tempur F-16 Meriahkan HUT Kemerdekaan

Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon saat keluar dari Shelter Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi untuk melaksanakan latihan fly pass bergabung dengan pesawat Sukhoi, Kamis (8/8). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)

12 Agustus 2013, Magetan: Sebanyak enam pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, yang akan memeriahkan peringatan HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana negara tinggalkan Home Basse menuju Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (12/8).

Pesawat tempur F-16/Fighting Falcon tersebut akan bergabung dengan pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar untuk mengadakan latihan bersama/fly pass untuk memeriahkan HUT ke-68 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2013 mendatang.

Keberangkatan pesawat F-16/Fighting Falcon dalam rangka latihan fly pass yang akan dilaksanakan kurang lebih satu minggu tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Setiawan.

Sumber: Pentak Lanud Iswahjudi